Simulasi kegagalan kinerja sistem
ventilasi di dalam gedung reaktor dilakukan dengan cara meletakkan sumber CS-37
sebesar 1,8 m Ci pada steak sehingga memberikan paparan radiasi yang lebih
besar dari batas ambang (>5 x 10-4 Ci/m3). Mekanisme terjadinya sistem v-ac terkungkung
secara menyeluruh atau isolation building karena adanya paparan radiasi yang
melebihi batas ambang sehingga katup katup tertentu akan menutup secara
otomatis. Dalam kaitannya dengan isolation building tersebut di atas tidak
berpengaruh terhadap kelangsungan operasi reaktor, berbeda dengan isolation
building yang terjadi yang berasal dari operation hall (KLA 60 CR 811/821/831 ≥
125 mR/jam) akan berakibat reaktor scram. Setelah beroperasi lebih dari 20 tahun
secara terus menerus perlu dilakukan pengetesan untuk mengetahui keadaan terkini.
Untuk mengoperasikan kembali secara normal harus melalui prosedur prosedur
tertentu yang sudah baku. Akibat yang mungkin terjadi sehubungan dengan adanya
kegiatan ini adalah adanya kerusakan pada komponen elektrik atau instrumen,
yang selanjutnya dapat diatasi dengan cara penelusuran kegagalan operasi system
ventilasi yang membutuhkan waktu panjang. Dengan mengikuti prosedur serta
jadwal perawatan yang baik (komponen diganti sebelum habis masa pakainya) maka
hal tersebut tidak akan terjadi.
Dalam rangka penyiapan SDM Nuklir menyongsong
industrialisasi dan realisasi PLTN dapat ditempuh dengan pembinaan dan pengembangan
SDM melalui jalur strategis yaitu jalur kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan
pembangunan atau merupakan jalur kegiatan yang berorientasi proyek dan jalur
pendukung yang berorientasi program. Melalui program yang lebih bersifat
pengenalan untuk memberikan suatu gambaran yang lebih kongkrit tentang
pengelolaan PLTN. Disini mengajak memahami tentang kinerja system ventilasi
bangunan besar yang memiliki ruangan sangat banyak dan kondisi masingmasing ruangan
berbeda satu dengan lainnya sehingga membutuhkan sistem V-ac yang banyak pula.
Melalui pertemuan ilmiah ini ingin memaparkan bagaimana mengatasi masalah
ketidak seimbangan sistem ventilasi yang beroperasi secara bersamaan Isolasi
gedung ( isolation building) adalah suatu kondisi dimana system V-AC terkungkung secara
menyeluruh di dalam gedung. Penyebab terjadinya isolasi gedung ini sangat
banyak mengingat banyaknya jumlah ruangan dengan jenis keperluan kondisi yang berbeda
sehingga membutuhkan banyak system V-AC untuk beroperasi dalam waktu yang sama
di dalam satu gedung. Dalam kegiatan ini dilatar belakangi oleh kinerja operasi
sistem ventilasi yang berjalan baik, sengaja dipasang sumber sebesar 1,8 m Ci
pada cerobong yang akan memicu terjadinya isolasi gedung ( isolation building) seperti yang pernah dilakukan pada saat awal komisioning. Tujuan dilakukan simulasi kegagalan terhadap kinerja sistem
ventilasi pada 3 –4 April 2008 adalah untuk menguji keandalan kinerja
katup-katup sistem ventilasi, karena sistem ventilasi beroperasi selama 24 jam
setiap hari serta melacak kerusakan akibat kegagalan operasi tersebut. Secara
umum penyebab terjadinya isolation
building adalah aktivitas radiasi pada KLA 60
tinggi atau perbandingan laju aliran pada KLA 20 CF002 > CF001 atau laju
aliran KLA 20 Cf002 < harga minimum. Penyebab lain adalah katup-katup KLK 06
AA101/102/201/202 mengalami gangguan, 2 atau 3 ruangan tekanan turun atau system
ventilasi KLA11 dan KLA 12 atau KLA23 dan KLA24 mengalami fault (gangguan).
Metode yang digunakan untuk menanganani isolation
building dengan cara mengembalikan kondidisi
operasi normal sistem V-AC secara keseluruhan.
Cara penanganan tersebut dengan menelusuri beberapa sub
sistem ventilasi yang terkait, Setelah diketahui penyebabnya baru dilakukan pengkondisian
operasi normal dan setelah beberapa saat maka seluruh sistem V-AC dapat berjalan
normal kembali,dan apabila cara ini gagal harus ditelusuri komponen
elektriknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar